“Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan yang paling baik adalah wanita sholeha”
Wanita, ia adalah sosok yang lembut nan mulia. Dari tangannyalah tercetak generasi-generasi berkualitas, generasi-generasi perubah dunia. Mereka adalah orang-orang yang bodoh jika menganggap wanita sebagai mahkluk hina yang diserupakan dengan hewan. Mereka orang-orang yamg bodoh apabila menganggap wanita sebagai barang dagangan yang mempunyai nilai jual demi kepuasan nafsu birahi kaum laki-laki. Mereka (wanita) bukanlah sebuah pajangan yang dipuja-puja tapi sejatinya direndahkan demi kepuasan seksual kaum laki-laki. Tapi mereka adalah sosok yang dihormati.
Islam datang dengan penuh rahmat, yang ajaranya dibawa oleh rosulullah saw, laki-laki dan wanita mempunyai kedudukan yang sama dimata Allah yang membedakan hanyalah iman dan ketakwaanya. Ia menempatkan wanita pada tempat yang terhormat dan mulia setara dengan laki-laki. Malahan ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Annas ra, Nabi Muhammad saw bersabda: al-jannatu takhta aqdamil ummahati (surga terdapat ditelapak kaki ibu).
Hadits diatas menggambarkan sungguh mulianya tugas seorang wanita yaitu sebagai pendidik dan pemimpin rumah tangga. Tinggi rendah martabat keluarga adalah tanggung jawabnya. Allah berfirman:
“barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka akan kami berikan mereka kehidupan yang baik dan akan kami berikan balasan kepeda mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka lakukan” (Qs. An-nahl: 97)
“Sesungguhnya aku menyia-nyiakan amal yang dikakukan oleh kamu sekalian, kaum laki-laki dan perempuan” (Qs. Ali imran: 195)
Kedudukan laki-laki dan wanita sejajar dalam islam sesuai dengan kodratnya masing-masing, yaitu wanita sebagai kepala rumah tangga yang tugasnya mengatur rumah tangga dan mengurusi anak, selain itu juga sebagai pendukung tugas laki-laki sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah diluar rumah. Untuk melangsungkan kehidupan rumah tangga. Wanita memiliki kodrat dan keterbatasaan dibanding laki-laki. Perasaan wanita lebih sensitif dan keibu-ibuan, tetapi justru karena sifat inilah yang membuat wanita rela dipimpin oleh kaum laki-laki. Terutama dalam konteks hubungan rumah tangga.
Walaupun wanita sebagai kepala rumah tangga yang keseharianya berkelut didalam rumah dan dapur, tetapi wanita juga harus bisa berprestasi, ia mempunyai hak yang sama dalam pendidikan dan berpengetahuan. Wanita tidak harus cantik diluarnya saja, tapi otaknya juga harus encer. Kecantikan dalam dirinya bisa terpancar dari prilaku hidupnya sehari-hari yang berwawasan luas, cerdas, dewasa, penuh empati, penyayang, pelindung, jujur, dll. Bagaimanapun ilmu sangat penting, walaupun hidup bergelimang harta, hidup terasa hampa tanpa adanya ilmu. Menurut Ali ra, ilmu lebih utama daripada harta. Mengapa? Karena hakikatnya harta dan ilmu adalah dua hal yang berbeda, antara lain:
Ø Ilmu warisan para Nabi, sedangkan harta warisan dari karun, syaddad, dan fir’aun.
Ø Ilmu akan menjagamu, sedangkan harta kamu yang menjaganya.
Ø Orang yang berilmu memiliki teman yang banyak, sedangkan orang berharta, memiliki musuh yang banyak.
Ø Ilmu apabila diberikan akan semakin banyak, sedangkan harta diberikan akan semakin berkurang.
Ø Orang yang berilmu dipanggil dengan sebutan kemuliaan dan keagunggan, sedangkan orang berharta dipanggil dengan sebutan si bakhil dan sebutan jelek lainya.
Ø Ilmu tidak dijaga dari pencuri, sedangkan harta dijaga dari pencuri
Ø Orang berilmu diberi syafaat sedangkan orang yang berharta dihisab dari kiamat.
Ø Ilmu tidak akan lebur dan rusak dari waktu, sedangkan harta bisa lebur dan rusak dari waktu.
Ø Ilmu memberikan sinar dalam hati sedangkan harta meresahkan hati
Ø Orang yang berilmu akan menhambakan ilmunya, sedangkan orang yang berharta akan mempertuhankan hartanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar