BAB
I
PENDAHULUAN
- LATARBELAKANG
Fonetik (phonetics) ialah ilmu yang menyelidiki
bunyi-bunyi bahwa tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna dalam
suatu bahasa (language) (cf. malmberg, 1963:1; verhaar 1997:12; Ramelan,
1982:3). Fonetik menyelidiki bunyi bahasa dari sudut tuturan atau ujaran
(parole) misalnya, perbedaan bunyi vokal depan madya atas [e] dengan vokal
depan madya bawah. Dalam bahasa Indonesia,karena bunyi-bunyi dalam
bahasa-bahasa yang bersangkutan tidak membedakan makna,maka di selidiki dalam
fonetik. Dengan kata lain fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan berusaha
merumuskan secara teratur tentang hal ikhwal bunyi bahasa. Bagaimana cara
terbentuknya; berapa frekuensinya,intensitas, timbrenya sebagai getar udara;
dan bagaimana bunyi itu diterima oleh telinga.
- RUMUSAN MASALAH
1)
Apa
yang kamu ketahui tentang fonetik?
2)
Sebutkan
jenis-jenis fonetik?
3)
Jelaskan
alat ucap yang terdapat di dalam objek fonetik?
- TUJUAN
v
Dapat mengetahui deskripsi tentang fonetik
v
Dapat menbedakan antara bunyi vokal dengan konsonan
v
Pembaca dapat Mendistribusikan vokal dan konsonan dalam
kata dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Fonetik
Fonetik (phonetics) merupakan ilmu yang
menyelidiki bunyi bahasa tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna
dalam suatu bahasa atau suatu bunyi pengucapan huruf yang mengandung arti yang
sama . Dengan kata lain fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan berusaha
merumuskan secara teratur tentang bunyi bahasa.[1]
II.
Jenis Fonetik
a)
Fonetik
organis (fonetik artikulatoris atau fonetik fisiologis ) ialah: fonetik yang
mempelajari bagaimana mekanisme alat bicara yang ada dalam tubuh manusia
menghasilkan bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu diucapkan dan dibuat, serta bagaimana bunyi bahasa diklasifikasikan
berdasarkan artikulasinya. Fonetik jenis ini banyak berkaitan dengan linguistic
sehingga oleh para linguis khususnya
para ahli fonetik cenderung dimasukkan kedalam linguistic dan akan dibicarakan
dalam uraian selanjutnya.
b)
Fonetik
akustis: mempelajari bunyi bahasa dari segi bunyi sebagai gejala fisis atau
fenomena alam. Bunyi-bunyi diselidiki frekwensi getaranya, amplitudo, intensitas, dan
timbrenya. Ilmu yang mempelajari hakikat bunyi yang menklasifikasikan bunyi
berdasarkan hakikat bunyi tersebut. Fonetik jenis ini banyak berkaitan dengan fisika
dan laboratorium fonetis, berguna untuk pembuatan telepon, perekaman piringan
hitam dan sejenisnya.
c)
Fonetik
auditoris mempelajari bagaimana mekanisme telinga menerima bunyi bahasa sebagai
getaran udara. Bidang fonetik ini cenderung dimasukkan kedalam neurologi ilmu
kedokteran.
Dari ketiga
jenis fonetik ini, yang paing berurusan dengan dunia linguistic adalah fonetik
artikulatoris, sebab fonetik ini yang berkenaan dengan masalah bagaimana
bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkang fonetik
akustik lebih berkenaan denan bidang fisika sedangkan fonetik auditoris ebih
berkenaan dengan ilmu kedokteran.
Yaitu neurologi, meskipun tidak tertutup kemungkinan linguistic juga bekerja
dalam kedua bidang fonetik itu. [2]
III.
Alat ucap
Dalam
fonetik artikulatoris hal pertama yang harus dibicarakan adalah alat ucap
manusia untuk mengahasilkan bunyi bahasa. Sebetulnya alat yang digunakan untuk
menghasilkan bunyi bahasa ini mempunyai fungsi utama lain yang bersifat
biologis. Misalnyaa paru-paru untuk bernafas, lidah untuk mengecap, dan gigi
untuk mengunyah. Namun, secara kebetulan alat-alat itu digunakan juga untuk
berbicara. Kita perlu mengenal nama-nama alat itu untuk bisa memahami bagaimana
bunyi bahasa
itu diproduksi. Dan nama bunyi itupun diambil dari nama alat ucap. Untuk
mengenal alat ucap itu.
Sesuai
dengan nomor pada bagan diatas. Nama-nama alat ucap atau alat yang terlibat
dalam prodeksi bunyi bahasa adalah sebagai berikut:
1)
Paru-paru
2)
Batang
tenggorokan
3)
Pangkal
tenggorokan
4)
Pita
suara
5)
Krikoid
6)
Tiroid
7)
Aritenoid
8)
Dinding
rongga kerongkongan
9)
Epiglottis
10) Akar lidah
11) Pangkal lidah
12) Tengah lidah
13) Daun lidah
14) Ujung lidah
15) Anak tekak
16) Langit-langit lunak
17) Langit-langit keras
18) Gusi, lengkung kaki gigi
19) Gigi atas
20) Gigi bawah
21) Bibir atas
22) Bibir bawah
23) Mulut
24) Rongga mulut
25) Rongga hidung
Bunyi yang
terjadi pada alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan nama alat ucap itu. Namun
tidak biasa disebut bunyi gigi atau
bunyi bibir, melainkan bunyi dental dan bunyi labial. Yakni istilah berupa
bentuk ajektif dari bahasa latinya. Oleh karena itu, untuk memudahkan, baiklah
didaftarkan bentuk-bentuk ajektif untuk nama yang sering muncul dalam study
fonetik itu.
Selanjutnya
sesuai dengan bunyi bahasa itu dihasilkan, maka harus kita gabungkan istilah
dari dua nama alat ucap itu. Misalnya, bunyi apikodental yaitu gabunga anatar
ujung lidah dengan gigi atas, labiodentals yaitu gabungan anatar bibir bawah
dengan gigi atas, dan laminopalatal yaitu gabungan anatara daun lidah dengan
langit-langit keras. [3]
IV.
Fungsi dan cara kerja alat bicara
1.
Paru-paru,
fungsi pokok paru-paru adalah untuk pernafasan. Bernafas pada dasarnya iailah
mengalirkan udara ke dalam paru-paru, proses ini disebut menarik nafas dan
mengeluarkan udara yang telah kotor keluar. Proses ini disebut dengan
menghembuskan nafas
2.
Pangkal
tenggorokan, rongga ini terdiri dari 4 komponen yaitu tulanng rawan krikoid,
dua tulang rawan tiroid, tulang rawan aritenoid dan sepasang pita suara. Fungsi
utama pita suara sebagai pintu klep yang mengatur pengawasan arus udara antara
paru-paru dengan mulut atau hidung
3.
Rongga
kerongtur kongan, ialah rongga yang terletak di antara pangkal tenggorokan
dengan rongga mulut dan rongga hidup. Fungsinya untuk saluran makanan dan
minuman. Dalam pembentukan bunyi bahasa perananya terutama hanyalah sebagai
tabung udara yang akan ikut bergetar bila suara pita bergetar.
4.
Langist-langit
lunak beserta bagian ujungnya yang disebut anak tekak dapat turun naiksedemikia
rpa. Dalm keadaan bernafas normal, maka langit-langit lunakbeserta ujungnya
tekak menurun. Sehingga udara dapat keluar masukmelalui rongga hidung. Dalam
pembentukan bunyi ia sebagai articulator pasif(dasar atau basis artikulasi),
sednagkan articulator aktifnya yaitu pangkal lidah
5.
Langit-langit
keras merupakan susunan bertulang. Pada bagian depan mulai langit-langit
melenngkung cekung ke atas dan bagian belakang berakhir dengan bagian yang
terasa lunak bila diraba. Dalam pembentukan bahasa langit-langit keras ini
sebagai articulator pasif, sedangkan
aktikulator aktifnya adalah ujung lidah atau tengah lidah
6.
Gusi
dalam (gusibelakang, creuk gigi,lengkung kakigigi. Lkuk gigi) adalah bagian
gusi yang tempat letak akarnyagigi depan atas bagian belakang, terletak tepat
diatas serta dibelaknang gig yang melengkung kedalam menghadap lidah.
7.
Gigi,
dibagi menjadi 2 yaitu gigi bawah dan gigi atas.yang berfungsi penuh sebagai
articulator adalah gigi atas bekerjasama dengan bibir bawah atau ujung lidah.
8.
Bibir,
terbagi menjadi
dua.bibir bawah dan bibir atas,fungsi pokoknya yakni sebgai pintu penjaga rongga
mulut,
9.
Lidah,
fungsi pokok lidah adalah sebagai alat
perasa dan untuk memindahkan makanan yang akan atau sedang dikunyah.[4]
V.
Terjadinya Bunyi
Sumber
energy utama dalam hal terjadinya bunyi bahasa ialah adanya udara dari
paru-paru.udara dihisab ke dalam paru-paru dan dihembuskan keluar bersama-sama
waktu sedag bernafas.udara yang dihembuskan (atau dihisap untuk sebagian kecil
bunyi bahasa) it kemudian mendapatkan hambatan di berbagai temapat alat bicaradengan berbagai cara,
sehingga terjadilah bunyi-bunyi bahasa. Tempat atau alat bicara yang dilewati
diantaranya: batang tenggorokan, pangkal tenggorokan, kerongkongan, rongga
mulut, rongga hidung atau baik ronggahidung bersama dengan alat yang lain. Pada
waktu udara mengalir keluar pita suara dalam keadaan terbuka. Jika udara tidak
mengalami hambatan pada alat bicara maka bunyi bahsa tidak akan terjadi,
seperti dalam bernafas. Syarat proses terjadinya bunyi bahasa secara garis
besar dapat dibagi menjadi empat yaitu: proses mengalirnya udara, proses
fonasi, proses artikualsi, dan proses oral
nasal. [5]
VI.
Klasifikasi bunyi bahasa
a)
Vocal.
Konsonan dan semi vocal
Secara umum
bunyi bahasa dibedakan atas: vocal, konsonan, dan semi vocal. Pembedaan ini
didasarkan pada ada tidaknya hambatan (proses artikulasi) pada alat bicara.
·
Bunyi
disebut vocal, bila terjadinya tidak ada hambatan pada alat bicara, jadi tidak
ada artikulasi. Hambatan untuk bunyivocal hanya pada pita suara saja. Dan
hambatan itu dinamakan artikulasi.
·
Bunyi
disebut konsonan, bila terjadinya dibentuk dengan menghambat arus udara pada
sebagian alat bicara, jadi ada artikulasi. Proses hambatan atau artikulasi ini
dapat disertiai dnegan bergetarnya pita suara, jika hal ini terjadi maka yang
terbentuk adalah bunyi konsonan bersuara
·
Bunyi
semi vocal ialah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan tetapi pada waktu
diartikulasi belum membentuk konsonan murni. Maka bunyi itu disebut semi vocal
atau semi konsonan.
·
b)
Nasal
dan oral
· Bunyinasal: jika udara keluar atau
disertai keluarnya udara melalui rongga hidung, dengan cara a menurunkan
langit-langit lunak beserta ujung anak tekaknya.
· Bunyioral: jika langit-langit lunak
beserta ujung anak tekak menaik menutupi rongga hidung sehingga udara hanya
melalui rongga mulut saja
c)
Keras
dan lunak
Keras(fortis):
bunyibahasa disebut keras pada waktu diartikulasikan disertai ketegangan
kekuatan arusudara. Jikan tidakdisertai ketegangan keuatan arus udara desebut
bunyi lunak(lenis).
d)
Bunyi
panjang dan pendek
Pembedaan ini didasarkan pada
lamanya bunyi itu diucapakan, atau lamanya bunyi itu diartikulasikan. Tanda
untukpanjang biasanya dengan tanda garis pendek diatas, atau dengan titik dua
disebelaah kanan bunyi panjang itu. Dan sebaliknya
e)
Bunyi
rangkapdan tunggal
Bunyi rangkap
adalah bunyi yang terdiri dari dua bunyi dan terdapat dalam satu suku kata.
Bunyi tunggal
adalah bunyi yang terdiri dari dua suku kata yang berbeda
f)
Bunyi
nyaring dan
tidak nyaring
Bunyi dibedakan
atas bunyinyaring dan tidaknyaring pada waktu terdengar oleh telinga. Jadi, pembedaan
bunyi berdasarkan derajat kenyaringan itu sebenarnya adalah tinjauan meurut
aspek auditoris. Dengan kenyaringan itu sendiri ditentukan oleh luas sempitnya
atau besar
kecilnya ruang resonansi saluran bicara yang dipakai pada waktu membentuk bunyi bahasa makin
tinggi derajat kenyaringanya sebaliknya,semakin sempit ruang resonansinya maka
makin rendah derajat kenyaringanya.
VII.
Tulisan fonetik
Tulisan
fonetik dibuat untuk keperluan studi fonetik. Sesungguhnya dibuat berdasarkan
huruf-huruf aksara latin, yang ditambah dengan sejumlah tanda di kritik dari
sejumlah modifikasiterdap huruf latih. Hal ini perludilakuakn karena abjad
lastih itu hanya terdapat 26 buah huruf atuau grfaem. Sedangkan bunyi bahasa
itu banyak sekali melebihi jumlah huruf yang ada itu. Misalnya abjad latin
hanya mempunyai 5 buah yang melambangkan bunyi vocal, a,i,u,e,o. padahal bahasa
idonesia saja mempunyai 6 buah fonem vocal yang sekian banyak alofonnya.
Brgitupu bahasa inggris dan bahasa prancis melebihi lbih dari10 buah vocal
VIII.
Unsur suprasegmental
·
Tekanan
Menyangkut
masalah keras lunaknya bunyi.
Suatu bunyi yang
diucapkan dengan arus udara yang kuat sehingga menyebabkan amplitude melebar,
pasti dibarengi dengan tekanan keras. Sebaliknya, sebuah bunyi yang diucapkan
dengan arus suara
yang kuat sehingga amplitudonya menyempit, pasti dibarenngi dengan
tekanan lunak. Contoh: kata blackboard deberikan tekanan pada unsure black maka
maknanya adalah papan tulis,sedangkan kalau tekananya diberikan pada unsur board maka
berarti papan hitam.
·
Nada
Merupakan tinggi
rendahnya suatu bunyi.bila suatu bunyi diucapkan dengan frekwensi getaran yang
tinggi, tentu akan disertai dengan nada tinggi.dan sebaliknya,kalau diucapkan
dengan frekwensi getaran yang endah,tentu akan diseryai juga dengan nada
rendah.nada yang menyertai bunyi di dalam kalimat disebut intonasi. Dalam hal ini biasanya dibedakan
menjadi empat macam nada yaitu:




·
Jeda
Brkenaan dengna
hentian bunyi dalam arus ujar, disebut jeda karena adanya hentian,
dandisebutpersendian karenaditempat perhentian itulah terjadinya persambungan
antara segmenyang satudeganyang lainya. Jeda inidapat bersifat penuh dan sementara
IX.
Silabel
Silabel
atau suku kata adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu runtutan bunyi ujaran.
Satu silabel biasanya meliputi satu vocal,atau satu konsonan atau lebih.
Silabel sebagai satuan ritmis mempunyai puncak kenyaringan atau sonaritas yang
biasanya jatuh pada sebuah vocal. Kenyaringan yang menjadi puncak silabel
terjadi karena adanya ruang berupa rongga mulut,rongga hidung,
atau rongga-rongga lainya di dalam kepala dan dada
BAB
III
KESIMPULAN
Fonetik
(phonetics) merupakan ilmu yang menyelidiki bunyi bahasa tanpa melihat fungsi
bunyi itu soebagai pembeda makna dalam suatu bahasa atau suatu bunyi pengucapan
huruf yng mengandung arti yang sama . Dengan kata lain fonetik adalah ilmu yang
menyelidiki dan berusaha merumuskan secara teratur tentang bunyi bahasa
Jenis-jenis
fonetik, antara lain:
a)
Fonetik
organis (fonetik artikulatoris atau fonetik fisiologis ) ialah: fonetik yang
mempelajari bagaimana mekanisme alat bicara yang ada dalam tubuh manusia
menghasilkan bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu diucapkan dan dibuat, serta bagaimana bunyi bahasa diklasifikasikan
berdasarkan artikulasinya. Fonetik jenis ini banyak berkaitan dengan linguistic
sehingga oleh para linguis khususnya
para ahli fonetik cenderung dimasukkan kedalam linguistic dan akan dibicarakan
dalam uraian selanjutnya.
b)
Fonetik
akustis: mempelajari bunyi bahasa dari segi bunyi sebagai gejala fisis atau
fenomena alam. Bunyi-bunyi diselidiki frekwensi getaranya, amplitude,
intensitas, dan timbrenya. Ilmu yang mempelajari hakikat bunyi yang
menklasifikasikan bunyi berdasarkan hakikat bunyi tersebut. Fonetik jeis ini
banyak berkaitan dengan fisika dan laboratorium fonetis, berguna untuk
pembuatan telepon, perekaman piringan hitam dan sejenisnya.
c)
Fonetik
auditoris mempelajari bagaimana mekanisme telinga menerima bunyi bahasa sebagai
getaran udara. Bidang fonetik ini cenderung dimasukkan kedalam neurologi ilmu
kedokteran.
Dari
ketiga jenis fonetik ini, yang paing berurusan dengan dunia linguistic adalah
fonetik artikulatoris, sebab fonetik ini yang berkenaan dengan masalah
bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkang
fonetik akustik lebih berkenaan denan bidang fisika sedangkan fonetik auditoris
lebih berkenaan dengan ilmu kedokteran. Yaitu neurologi, meskipun tidak
tertutup kemungkinan linguistic juga bekerja dalam kedua bidang fonetik itu
DAFTAR PUSTAKA
Chaer
abdul, linguistic umum, Rineka cipta
2003 jakarta
Marsono,fonetik, Gadjah mada university
press.2006 yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar