Senin, 28 Oktober 2013

makalah fonetik

BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATARBELAKANG
Fonetik (phonetics) ialah ilmu yang menyelidiki bunyi-bunyi bahwa tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa (language) (cf. malmberg, 1963:1; verhaar 1997:12; Ramelan, 1982:3). Fonetik menyelidiki bunyi bahasa dari sudut tuturan atau ujaran (parole) misalnya, perbedaan bunyi vokal depan madya atas [e] dengan vokal depan madya bawah. Dalam bahasa Indonesia,karena bunyi-bunyi dalam bahasa-bahasa yang bersangkutan tidak membedakan makna,maka di selidiki dalam fonetik. Dengan kata lain fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan berusaha merumuskan secara teratur tentang hal ikhwal bunyi bahasa. Bagaimana cara terbentuknya; berapa frekuensinya,intensitas, timbrenya sebagai getar udara; dan bagaimana bunyi itu diterima oleh telinga.   

  1. RUMUSAN MASALAH
1)      Apa yang kamu ketahui tentang fonetik?
2)      Sebutkan jenis-jenis fonetik?
3)      Jelaskan alat ucap yang terdapat di dalam objek fonetik?
  1. TUJUAN
v  Dapat mengetahui deskripsi tentang fonetik
v  Dapat menbedakan antara bunyi vokal dengan konsonan
v  Pembaca dapat Mendistribusikan vokal dan konsonan dalam kata dasar.



BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Fonetik
Fonetik (phonetics) merupakan ilmu yang menyelidiki bunyi bahasa tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa atau suatu bunyi pengucapan huruf yang mengandung arti yang sama . Dengan kata lain fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan berusaha merumuskan secara teratur tentang bunyi bahasa.[1]

    II.            Jenis Fonetik  
a)      Fonetik organis (fonetik artikulatoris atau fonetik fisiologis ) ialah: fonetik yang mempelajari bagaimana mekanisme alat bicara yang ada dalam tubuh manusia menghasilkan bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu diucapkan dan dibuat,  serta bagaimana bunyi bahasa diklasifikasikan berdasarkan artikulasinya. Fonetik jenis ini banyak berkaitan dengan linguistic sehingga oleh para linguis  khususnya para ahli fonetik cenderung dimasukkan kedalam linguistic dan akan dibicarakan dalam uraian selanjutnya.                          
b)      Fonetik akustis: mempelajari bunyi bahasa dari segi bunyi sebagai gejala fisis atau fenomena alam. Bunyi-bunyi diselidiki frekwensi getaranya, amplitudo, intensitas, dan timbrenya. Ilmu yang mempelajari hakikat bunyi yang menklasifikasikan bunyi berdasarkan hakikat bunyi tersebut. Fonetik jenis ini banyak berkaitan dengan fisika dan laboratorium fonetis, berguna untuk pembuatan telepon, perekaman piringan hitam dan sejenisnya.
c)      Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme telinga menerima bunyi bahasa sebagai getaran udara. Bidang fonetik ini cenderung dimasukkan kedalam neurologi ilmu kedokteran.
Dari ketiga jenis fonetik ini, yang paing berurusan dengan dunia linguistic adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik ini yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkang fonetik akustik lebih berkenaan denan bidang fisika sedangkan fonetik auditoris ebih berkenaan dengan ilmu kedokteran. Yaitu neurologi, meskipun tidak tertutup kemungkinan linguistic juga bekerja dalam kedua bidang fonetik itu. [2]
 III.            Alat ucap
Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang harus dibicarakan adalah alat ucap manusia untuk mengahasilkan bunyi bahasa. Sebetulnya alat yang digunakan untuk menghasilkan bunyi bahasa ini mempunyai fungsi utama lain yang bersifat biologis. Misalnyaa paru-paru untuk bernafas, lidah untuk mengecap, dan gigi untuk mengunyah. Namun, secara kebetulan alat-alat itu digunakan juga untuk berbicara. Kita perlu mengenal nama-nama alat itu untuk bisa memahami bagaimana bunyi bahasa itu diproduksi. Dan nama bunyi itupun diambil dari nama alat ucap. Untuk mengenal alat ucap itu.
Sesuai dengan nomor pada bagan diatas. Nama-nama alat ucap atau alat yang terlibat dalam prodeksi bunyi bahasa adalah sebagai berikut:
1)      Paru-paru
2)      Batang tenggorokan
3)      Pangkal tenggorokan
4)      Pita suara
5)      Krikoid
6)      Tiroid
7)      Aritenoid
8)      Dinding rongga kerongkongan
9)      Epiglottis
10)  Akar lidah
11)  Pangkal lidah
12)  Tengah lidah
13)  Daun lidah
14)  Ujung lidah
15)  Anak tekak
16)  Langit-langit lunak
17)  Langit-langit keras
18)  Gusi, lengkung kaki gigi
19)  Gigi atas
20)  Gigi bawah
21)  Bibir atas
22)  Bibir bawah
23)  Mulut
24)  Rongga mulut
25)  Rongga hidung
Bunyi yang terjadi pada alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan nama alat ucap itu. Namun tidak biasa disebut bunyi gigi atau bunyi bibir, melainkan bunyi dental dan bunyi labial. Yakni istilah berupa bentuk ajektif dari bahasa latinya. Oleh karena itu, untuk memudahkan, baiklah didaftarkan bentuk-bentuk ajektif untuk nama yang sering muncul dalam study fonetik itu.
Selanjutnya sesuai dengan bunyi bahasa itu dihasilkan, maka harus kita gabungkan istilah dari dua nama alat ucap itu. Misalnya, bunyi apikodental yaitu gabunga anatar ujung lidah dengan gigi atas, labiodentals yaitu gabungan anatar bibir bawah dengan gigi atas, dan laminopalatal yaitu gabungan anatara daun lidah dengan langit-langit keras. [3]

 IV.            Fungsi dan cara kerja alat bicara
1.      Paru-paru, fungsi pokok paru-paru adalah untuk pernafasan. Bernafas pada dasarnya iailah mengalirkan udara ke dalam paru-paru, proses ini disebut menarik nafas dan mengeluarkan udara yang telah kotor keluar. Proses ini disebut dengan menghembuskan nafas
2.      Pangkal tenggorokan, rongga ini terdiri dari 4 komponen yaitu tulanng rawan krikoid, dua tulang rawan tiroid, tulang rawan aritenoid dan sepasang pita suara. Fungsi utama pita suara sebagai pintu klep yang mengatur pengawasan arus udara antara paru-paru dengan mulut atau hidung
3.      Rongga kerongtur kongan, ialah rongga yang terletak di antara pangkal tenggorokan dengan rongga mulut dan rongga hidup. Fungsinya untuk saluran makanan dan minuman. Dalam pembentukan bunyi bahasa perananya terutama hanyalah sebagai tabung udara yang akan ikut bergetar bila suara pita bergetar. 
4.      Langist-langit lunak beserta bagian ujungnya yang disebut anak tekak dapat turun naiksedemikia rpa. Dalm keadaan bernafas normal, maka langit-langit lunakbeserta ujungnya tekak menurun. Sehingga udara dapat keluar masukmelalui rongga hidung. Dalam pembentukan bunyi ia sebagai articulator pasif(dasar atau basis artikulasi), sednagkan articulator aktifnya yaitu pangkal lidah
5.      Langit-langit keras merupakan susunan bertulang. Pada bagian depan mulai langit-langit melenngkung cekung ke atas dan bagian belakang berakhir dengan bagian yang terasa lunak bila diraba. Dalam pembentukan bahasa langit-langit keras ini sebagai  articulator pasif, sedangkan aktikulator aktifnya adalah ujung lidah atau tengah lidah
6.      Gusi dalam (gusibelakang, creuk gigi,lengkung kakigigi. Lkuk gigi) adalah bagian gusi yang tempat letak akarnyagigi depan atas bagian belakang, terletak tepat diatas serta dibelaknang gig yang melengkung kedalam menghadap lidah.
7.      Gigi, dibagi menjadi 2 yaitu gigi bawah dan gigi atas.yang berfungsi penuh sebagai articulator adalah gigi atas bekerjasama dengan bibir bawah atau ujung lidah.
8.      Bibir, terbagi menjadi dua.bibir bawah dan bibir atas,fungsi pokoknya yakni sebgai pintu penjaga rongga mulut,
9.      Lidah, fungsi pokok lidah adalah sebagai  alat perasa dan untuk memindahkan makanan yang akan atau sedang dikunyah.[4]

    V.            Terjadinya Bunyi
Sumber energy utama dalam hal terjadinya bunyi bahasa ialah adanya udara dari paru-paru.udara dihisab ke dalam paru-paru dan dihembuskan keluar bersama-sama waktu sedag bernafas.udara yang dihembuskan (atau dihisap untuk sebagian kecil bunyi bahasa) it kemudian mendapatkan hambatan di berbagai  temapat alat bicaradengan berbagai cara, sehingga terjadilah bunyi-bunyi bahasa. Tempat atau alat bicara yang dilewati diantaranya: batang tenggorokan, pangkal tenggorokan, kerongkongan, rongga mulut, rongga hidung atau baik ronggahidung bersama dengan alat yang lain. Pada waktu udara mengalir keluar pita suara dalam keadaan terbuka. Jika udara tidak mengalami hambatan pada alat bicara maka bunyi bahsa tidak akan terjadi, seperti dalam bernafas. Syarat proses terjadinya bunyi bahasa secara garis besar dapat dibagi menjadi empat yaitu: proses mengalirnya udara, proses fonasi, proses artikualsi, dan proses oral nasal. [5]

 VI.            Klasifikasi bunyi bahasa
a)      Vocal. Konsonan dan semi vocal
Secara umum bunyi bahasa dibedakan atas: vocal, konsonan, dan semi vocal. Pembedaan ini didasarkan pada ada tidaknya hambatan (proses artikulasi) pada alat bicara.
·         Bunyi disebut vocal, bila terjadinya tidak ada hambatan pada alat bicara, jadi tidak ada artikulasi. Hambatan untuk bunyivocal hanya pada pita suara saja. Dan hambatan itu dinamakan artikulasi.
·         Bunyi disebut konsonan, bila terjadinya dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara, jadi ada artikulasi. Proses hambatan atau artikulasi ini dapat disertiai dnegan bergetarnya pita suara, jika hal ini terjadi maka yang terbentuk adalah bunyi konsonan bersuara
·         Bunyi semi vocal ialah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan tetapi pada waktu diartikulasi belum membentuk konsonan murni. Maka bunyi itu disebut semi vocal atau semi konsonan.
·          
b)      Nasal dan oral
·  Bunyinasal: jika udara keluar atau disertai keluarnya udara melalui rongga hidung, dengan cara a menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak tekaknya.
·  Bunyioral: jika langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menaik menutupi rongga hidung sehingga udara hanya melalui rongga mulut saja

c)      Keras dan lunak
Keras(fortis): bunyibahasa disebut keras pada waktu diartikulasikan disertai ketegangan kekuatan arusudara. Jikan tidakdisertai ketegangan keuatan arus udara desebut bunyi lunak(lenis).

d)     Bunyi panjang dan pendek
Pembedaan ini didasarkan pada lamanya bunyi itu diucapakan, atau lamanya bunyi itu diartikulasikan. Tanda untukpanjang biasanya dengan tanda garis pendek diatas, atau dengan titik dua disebelaah kanan bunyi panjang itu. Dan sebaliknya

e)      Bunyi rangkapdan tunggal
Bunyi rangkap adalah bunyi yang terdiri dari dua bunyi dan terdapat dalam satu suku kata.
Bunyi tunggal adalah bunyi yang terdiri dari dua suku kata yang berbeda

f)       Bunyi nyaring dan tidak nyaring
Bunyi dibedakan atas bunyinyaring dan tidaknyaring pada waktu terdengar oleh telinga. Jadi, pembedaan bunyi berdasarkan derajat kenyaringan itu sebenarnya adalah tinjauan meurut aspek auditoris. Dengan kenyaringan itu sendiri ditentukan oleh luas sempitnya atau besar kecilnya ruang resonansi saluran bicara yang dipakai pada waktu membentuk bunyi bahasa makin tinggi derajat kenyaringanya sebaliknya,semakin sempit ruang resonansinya maka makin rendah derajat kenyaringanya.
VII.            Tulisan fonetik
Tulisan fonetik dibuat untuk keperluan studi fonetik. Sesungguhnya dibuat berdasarkan huruf-huruf aksara latin, yang ditambah dengan sejumlah tanda di kritik dari sejumlah modifikasiterdap huruf latih. Hal ini perludilakuakn karena abjad lastih itu hanya terdapat 26 buah huruf atuau grfaem. Sedangkan bunyi bahasa itu banyak sekali melebihi jumlah huruf yang ada itu. Misalnya abjad latin hanya mempunyai 5 buah yang melambangkan bunyi vocal, a,i,u,e,o. padahal bahasa idonesia saja mempunyai 6 buah fonem vocal yang sekian banyak alofonnya. Brgitupu bahasa inggris dan bahasa prancis melebihi lbih dari10 buah vocal

VIII.            Unsur suprasegmental
·         Tekanan
Menyangkut masalah keras lunaknya bunyi. Suatu bunyi yang diucapkan dengan arus udara yang kuat sehingga menyebabkan amplitude melebar, pasti dibarengi dengan tekanan keras. Sebaliknya, sebuah bunyi yang diucapkan dengan arus suara yang kuat sehingga amplitudonya menyempit, pasti dibarenngi dengan tekanan lunak. Contoh: kata blackboard deberikan tekanan pada unsure black maka maknanya adalah papan tulis,sedangkan kalau tekananya diberikan pada unsur board maka berarti papan hitam.
·         Nada
Merupakan tinggi rendahnya suatu bunyi.bila suatu bunyi diucapkan dengan frekwensi getaran yang tinggi, tentu akan disertai dengan nada tinggi.dan sebaliknya,kalau diucapkan dengan frekwensi getaran yang endah,tentu akan diseryai juga dengan nada rendah.nada yang menyertai bunyi di dalam kalimat disebut intonasi. Dalam hal ini biasanya dibedakan menjadi empat macam nada yaitu:
*      Nada yang paling tinggi
*      Nada tinggi
*      Nada sedang
*      Nada rendah
·         Jeda
Brkenaan dengna hentian bunyi dalam arus ujar, disebut jeda karena adanya hentian, dandisebutpersendian karenaditempat perhentian itulah terjadinya persambungan antara segmenyang satudeganyang lainya. Jeda inidapat bersifat penuh dan sementara


 IX.            Silabel
Silabel atau suku kata adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu runtutan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu vocal,atau satu konsonan atau lebih. Silabel sebagai satuan ritmis mempunyai puncak kenyaringan atau sonaritas yang biasanya jatuh pada sebuah vocal. Kenyaringan yang menjadi puncak silabel terjadi karena adanya ruang berupa rongga mulut,rongga hidung, atau rongga-rongga lainya di dalam kepala dan dada
















BAB III
KESIMPULAN
Fonetik (phonetics) merupakan ilmu yang menyelidiki bunyi bahasa tanpa melihat fungsi bunyi itu soebagai pembeda makna dalam suatu bahasa atau suatu bunyi pengucapan huruf yng mengandung arti yang sama . Dengan kata lain fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan berusaha merumuskan secara teratur tentang bunyi bahasa
Jenis-jenis fonetik, antara lain:
a)      Fonetik organis (fonetik artikulatoris atau fonetik fisiologis ) ialah: fonetik yang mempelajari bagaimana mekanisme alat bicara yang ada dalam tubuh manusia menghasilkan bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu diucapkan dan dibuat,  serta bagaimana bunyi bahasa diklasifikasikan berdasarkan artikulasinya. Fonetik jenis ini banyak berkaitan dengan linguistic sehingga oleh para linguis  khususnya para ahli fonetik cenderung dimasukkan kedalam linguistic dan akan dibicarakan dalam uraian selanjutnya.                          
b)      Fonetik akustis: mempelajari bunyi bahasa dari segi bunyi sebagai gejala fisis atau fenomena alam. Bunyi-bunyi diselidiki frekwensi getaranya, amplitude, intensitas, dan timbrenya. Ilmu yang mempelajari hakikat bunyi yang menklasifikasikan bunyi berdasarkan hakikat bunyi tersebut. Fonetik jeis ini banyak berkaitan dengan fisika dan laboratorium fonetis, berguna untuk pembuatan telepon, perekaman piringan hitam dan sejenisnya.
c)      Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme telinga menerima bunyi bahasa sebagai getaran udara. Bidang fonetik ini cenderung dimasukkan kedalam neurologi ilmu kedokteran.
            Dari ketiga jenis fonetik ini, yang paing berurusan dengan dunia linguistic adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik ini yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkang fonetik akustik lebih berkenaan denan bidang fisika sedangkan fonetik auditoris lebih berkenaan dengan ilmu kedokteran. Yaitu neurologi, meskipun tidak tertutup kemungkinan linguistic juga bekerja dalam kedua bidang fonetik itu
DAFTAR PUSTAKA

Chaer abdul, linguistic umum, Rineka cipta 2003 jakarta
Marsono,fonetik, Gadjah mada university press.2006 yogyakarta


[1] Marsono, fonetik, gadjah mada university press(yogyakarta2006) hlm. 1
[2] ibid
[3] Abdul chaer, linguistic umum,rineka cipta(Jakarta:2003)
[4] ibid
[5] ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar